Here we are!

Here we are!

Sabtu, 31 Mei 2014

Teks Negosiasi Antara Pedagang dan Pengelola Pasar



                                                                                                                                Ircham Darmawan           MIA 2.2/18
                                                                                                                                Tegar Kukuh P.                  MIA 2.2/28


Negosiasi Pedagang dan Pengelola Pasar Tentang Masalah Penggusuran
Pemerintah Kota Salatiga berencana melakukan penggusuran Pasar Raya. Para pedagang tidak setuju dengan rencana tersebut. Oleh karena itu, para pedagang mengirimkan satu wakilnya untuk berdiskusi dengan pengelola pasar di kediaman pengelola pasar.

Wakil Pedagang   :  Selamat siang, Pak.
Pengelola Pasar   :  Selamat siang. Silakan duduk.
Wakil Pedagang   :  Terima kasih, Pak. Saya Kardi, pedagang di Pasar Raya.
Pengelola Pasar   :  Ada keperluan apa ya, Pak?
Wakil Pedagang   :  Saya sebaga perwakilan dari para pedagang Pasar Raya ingin membahas masalah penggusuran.
Pengelola Pasar   :  Memangnya kenapa, Pak?
Wakil Pedagang   :  Kami sebagai pedagang tidak setuju apabila Pasar raya akan digusur, Pak.
Pengelola Pasar   :  Mohon maaf, Pak. Ini sudah keputusan Pemerintah.
Wakil Pedagang   :  Tidak bisa begitu dong, Pak. Kalau Pasar Raya digusur, kami harus mencari nafkah di mana, Pak?
Pengelola Pasar   :  Sekali lagi saya mohon maaf, Pak. Saya tidak bisa menghentikan rencana penggusuran pasar tersebut.
Wakil Pedagang   :  Kalau begitu, kami akan melakukan demo besar – besaran.
Pengelola Pasar   :  Tidak bisa demikian. Begini saja, saya akan coba mengusulkan untuk merelokasi pasar raya ke tempat lain.
Wakil Pedagang   :  Mau direlokasi ke mana, Pak?
Pengelola Pasar   :  Saya akan mencoba mengusulkan di daerah Grogol.
Wakil Pedagang   :  Tidak bisa, Pak. Daerah Grogol letaknya kurang strategis karena sepi pengunjung.
Pengelola Pasar   :  Lalu, apa ada usulan dari Bapak?
Wakil Pedagang   :  Bagaimana kalau di daerah Kalicacing, Pak?
Pengelola Pasar   :  Saya rasa itu tidak mungkin. Daerah tersebut sudah terlalu padat.
Wakil Pedagang   :  Lalu mau direlokasi ke mana Lagi?
Pengelola Pasar   :  Bagaimana kalau di Jalan Diponegoro? Lokasinya cukup strategis dan juga belum terlalu padat.
Wakil Pedagang   :  Baik, Pak. Saya Setuju.
Pengelola Pasar   :  Baiklah kalau begitu. Saya akan segera usulkan rencana relokasi secepatnya. Tapi saya minta Bapak dan teman-teman tidak melakukan aksi demo.
Wakil Pedagang   :  Baik, Pak. Boleh saya keluar?
Pengelola Pasar   :  Ya, silakan.
Wakil Pedagang   :  Terima kasih, Pak. Selamat siang.
Pengelola Pasar   : Selamat siang.

Begitu Kardi keluar dari rumah pengelola pasar, dia langsung memberi kabar kepada para pedagang tentang hasil diskusinya dengan pengelola pasar.

Negosiasi antara Kepala Sekolah dengan Pengurus OSIS


Danar Riska Anjani MIA2.2/09
Siti Siwi Wulandari MIA2.2/27

Negosiasi antara Kepala Sekolah dengan Pengurus OSIS

            Dialog ini berlangsung antara kepala sekolah dengan pengurus OSIS salah satu sekolah negeri di Semarang. Di ruangan tersebut pengurus OSIS mengajukan usulan program untuk mendirikan koperasi yang dikelola oleh siswa.
            Pengurus OSIS           : (mengetuk pintu) Selamat pagi, Bu.
            Kepala Sekolah           : Iya, selamat pagi. Silakan masuk.
            Pengurus OSIS           : Terima kasih, Bu.
            Kepala Sekolah           : Ada keperluan apa?
Pengurus OSIS            : Jadi begini, Bu. Kami dari pihak OSIS memiliki usulan program membuat koperasi yang dikelola oleh siswa.
Kepala Sekolah           : Oh, jadi begitu.  Apa sudah ada proposalnya?
Pengurus OSIS           : Tentu ada, Bu.
Kepala Sekolah           : Boleh saya melihat proposalnya?
Pengurus OSIS           : Ini, Bu. Silakan dibaca terlebih dahulu.
Kepala Sekolah           : Hm,  menurut saya beberapa tujuan yang ada di proposal ini cukup bagus. Sangat menguntungkan bagi siswa.
Pengurus OSIS           : Iya, Bu.  Koperasi itu cukup bermanfaat bagi siswa, di antaranya dapat melatih siswa dalam berbisnis.
Kepala Sekolah           : Iya, bagus itu.
Pengurus OSIS           : Selain itu sekolah mendapatkan keuntungan seperti mendapatkan laba dari penjualan koperasi ini, Bu.
Kepala Sekolah           : Oh, cukup menguntungkan ya. Tetapi dari mana modal untuk koperasi tersebut ?
Pengurus OSIS           : Itu yang menjadi permasalahannya, Bu. Kebetulan kas OSIS sedang menipis. Sekolah juga sedang banyak mengadakan banyak kegiatan, sehingga kami kesulitan untuk mendapatkan dana.
Kepala Sekolah           : Sepertinya pihak sekolah dapat sedikit membantu untuk modal koperasi tersebut.
Pengurus OSIS           : Kalau saya boleh tahu, kira-kira berapa dana yang akan diberikan dari pihak sekolah untuk kami, Bu ?
Kepala Sekolah           : Sekitar Rp300.000,00 sampai Rp500.000,00. Namun itu masih bisa berubah sesuai dengan berapa jumlah keseluruhan modal yang dibutuhkan.
Pengurus OSIS           : Kalau jumlah keseluruhan kami belum tahu pasti, Bu. Tetapi kira-kira Rp800.000,00 sampai Rp1.000.000,00.
Kepala Sekolah           : Wah cukup banyak juga ya, Ibu akan mengusahakan menambah bantuan modal untuk koperasi tersebut. Lalu dimana koperasi tersebut akan dibangun ?
Pengurus OSIS           : Iya, Bu. Terima kasih. Kalau menurut rapat OSIS kemarin, koperasi akan dibangun di ruang kelas dekat lapangan basket yang tidak terpakai itu.  Jadi hal ini juga sangat bermanfaat,  mengingat  kami berusaha menggunakan kelas yang tidak terpakai, jadi tidak perlu membangun lagi.
Kepala Sekolah           : Iya, sama-sama. Maaf kalau  pihak sekolah tidak bisa membantu banyak untuk membangun koperasi tersebut.
Pengurus OSIS           : Tidak apa-apa, Bu. Kami akan mengusahakan mencari kekurangan modalnya.
Kepala Sekolah           : Lalu, bagaimana kalian mendapatkan kekurangan dana itu ?
Pengurus OSIS           : Kami akan melakukan gali dana dan meminta bantuan dana seikhlasnya dari teman-teman, Bu.
Kepala Sekolah           : Baiklah, semoga sukses ya.
Pengurus OSIS           : Iya, Bu. Terima kasih atas kesediaannya membantu program ini.
Kepala Sekolah           : Iya, sama-sama.
Pengurus OSIS           : Selamat siang, Bu.
Kepala Sekolah           : Selamat siang.
Akhirnya, negosiasi tersebut mencapai kesepakatan. Pihak sekolah bersedia memberikan bantuan modal sebesar Rp300.000,00 sampai Rp500.000,00 dan pihak OSIS akan mencari kekurangan modalnya.

negosiasi pendirian koperasi

NEGOSIASI ANTARA SISWA DENGAN KEPALA SEKOLAH TENTANG KOPERASI

Adam Rionaldo R.C
Naldha Vellen A

Di ruang kepala sekolah telah terkumpul kepala sekolah dan perwakian siswa yang akan,mengajukan peogram pendirian koperasi sekolah.

Siswa 1 : (sambil mengetuk pintu) pemisi.
Kepala sekolah : Ya , silakan masuk.

Ketiga siswa memasuki ruangan dan berjabat tangan dengan kepala sekolah.

Kepala sekolah : Silakan duduk ! Ada keperluan apa Nak ?
Siswa 2            : Ya , terima kasih , begini Pak , kami perwakian dari pengurus OSIS akan mengusulkan pendirian koperasi siswa.
Siswa 3            : Program ini telah kami diskusikan kemarin pada rapat rutin OSIS.
Kepala sekolah : Memangnya apa alasan kalian mengusulkan pogram tersebut ?
Siswa 1             : Ya , itu merupakan usulan dari teman-teman yang kita terima karena mereka merasa kesulitan jika ingin membeli keperluan sekolah , mereka masih harus keluar dari sekolah untuk mendapatkan barang tersebut.
Siswa 2            : Selain itu , kami juga bisa memanfaatkan koperasi tersebut sebagai media praktek dalam pembelajaran ekonomi , seperti pembukuan , management , dan pemasaran.
Kepala sekolah : Baiklah jika itu merupakan alasan kalian mengajukan program tersebut. Akan tetapi siapa yag akan mengelola koperasi itu kedepannya ?
Siswa 3             : Untuk sementara waktu ini , yang akan mengelola koperasi tersebut adalah dari pihak kami. Namun , tidak menutup kemungkinan jika ada siswa yang berminat kami persilakan untuk membantu mengelola koperasi tersebut.
Siswa 1            : Dalam pengelolaannya ,kami pun akan membuat jadwal piket koperasi. Jadi, pengurus koperasi dapat menjaga koperasi secara bergantian.
Kepala sekolah : Namun, kalian hanya bisa menjaga koperasi pada saat jam istirahat saja kan ? lalu bagaimana jika ada siswa yang ingin membeli peralatan pada jampelajaran ?
Siswa 1             : Kalau itu belum kami pikirkan Pak. Mungkin dari karyawan sekolah ada yang bisa membantu kami hanya saat jam pelajaran. Namun, kami juga belum tahu siapa yang bersedia membantu kami.
Kepala sekolah : Kalau begitu saya mengusulkan untuk meminta Pak Bagus pengurus masjid kita untuk membantu kalian.
Siswa 3             : Namun , apakah tidak mengganggu pekerjaan , Pak ?
Kepala sekolah : Ya , mungkin beliau bisa menyelesaikan pekerjaannya pada pagi hari sebelum pelajaran dimulai. Namun , jika beliau tidak dapat menjaga koperasi tersebut , mungkin dari karyawan lain juga bisa menbantunya.
Siswa 3            : Kalau begitu bagaimana jika pada saat Pak Bagus berhalangan hadir kita meminta tolong kepada salah satu laboran kita untuk membantu ?
Kepala sekolah : Untuk itu nanti saya saja yang akan mencarikan penjaganya.
Siswa 1            : Ya , kami mengharapkan penjaganya adalah orang yang jujur dan bertanggung jawab.
Kepala sekolah : Ya . nanti akan saya usahakan .
Siswa 1             : Dari segi kepengurusan kami sudah siap Pak. Akan tetapi kami belum menentukan lokasi koperasi tersebut akan didirikan Pak.
Siswa 2             : Kalau saya boleh memberi usul Pak , bagaimana jika ruangan OSIS lama yang berada di dekat parkiran saja Pak?
Kepala sekolah : Menurut saya jika di ruangan tersebut tidak memenuhi syarat strategis , karena letak tersebut sangat terbatas dan pengap , jadi jika saat koperasi tersebut ramai akan menjadi sangat riuh.
Siswa 2             : Akan tetapi Pak , hanya itu ruang yang sudah tidak terpakai .
Kepala sekolah : Apa koperasi tersebut harus di dalam ruangan , Nak ?
Siswa 3             : Iya Pak , Karena jika di luar ruangan kami mengkhawatirkan apabila hujan datang kita tidak perlu memasukkan barang-barang tersebut ke dalam ruangan.
Kepala sekolah : Jika itu yang menjadi alasan kalian untuk berada di dalam ruangan ,bagaimana jika koperasi tersebut berada di bekas ruang tamu itu ? memang itu bukan ruangan akan tetapi saya pikir jika di ruang tamu itu tidak akan berpengaruh jika hujan turun.
Siswa 3             : Oh iya Pak saya setuju jika pengadaan koperasi didirikan di ruang tamu lama.
Siswa 1             : Iya saya setuju.
Siswa 2             : Saya juga setuju.
Kepala sekolah : kalau begitu untuk pemberitahuan selanjutnya akan segera saya kabari.
Siswa 1             : siap Pak. Akan kami tunggu . kalau begitu bolehkah kita keluar Pak ?
Kepala sekolah : Oh iya , silakan.
Siswa 1             : Terima kasih Pak , selamat siang.
Kepala sekolah : Iya sama-sama. Selamat siang.

Para siswa pun keluar dari rungan kepala sekolah. Akhirnya kedua belah pihak pun selesai berunding tentang pengadaan koperasi dan mencapai kesepakatan bahwa koperasi akan di dirikan di ruang tamu lama. Untuk masalah selanjutnya akan diberi kabar oleh kepaa sekolah.


Negosiasi antara Pimpinan Paguyuban Pedagang Pasar dengan Pengelola Pasar



M. Rizaldi Utomo       (MIA 2.2 / 21)
Nisa Indah A              (MIA 2.2 / 23)

Negosiasi antara Pimpinan Paguyuban Pedagang Pasar dengan Pengelola Pasar

Negosiasi antara pedagang di Pasar Kliwon dan pengelola pasar. Pedagang diwakili oleh ketua paguyuban pedagang dan pengelola pasar diwakili oleh pimpinan pasar. Dialog ini berisikan permohonan pihak pedagang kepada pihak pengelola pasar agar menurunkan tarif kios baru pasca kebakaran.
(Pimpinan pasar memasuki ruang kantor pengelola pasar)
Pimpinan         : “Selamat siang”
Pengelola         : “Selamat siang. Silakan duduk.”
Pimpinan         :”Terima kasih, Pak.  Perkenalkan saya Nico Tugiyem selaku perwakilan dari pedagang.”
(Keduanya saling bersalaman).
Pengelola         :”Saya Alexander  Sudirohusodo. Ada keperluan apa Bapak datang kemari?
Pimpinan         :”Begini, Pak, kami selaku pedagang Pasar Kliwon merasa keberatan akan tarif kios baru yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola pasar. Kami sangat memohon agar Bapak dapat memberi keringanan pada kami pasca kebakaran di pasar ini.”
Pengelola         :”Maaf, Pak, ini sudah tarif terendah dari kami. Kios ini sudah diberi berbagai macam fasilitas.”
Pimpinan         :”Tapi, Pak itu belum sesuai dengan tarif yang telah ditentukan.”
Pengelola         :”Tarif Rp4.000.000,00 per bulan masih dapat diangsur, Pak. Selain itu, fasilitas    yang kami berikan sudah memadai bukan? Masih kurang apa lagi?”
Pimpinan         :”Tapi Rp4.000.000,00 itu masih terasa membebani kami, Pak. Kami saja sulit untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari kami, apalagi untuk membayar tarif kios tersebut, Pak.”
Pengelola         :”Biaya pembangunan kios dan pembangunan pasar tidak sedikit, Pak. Kami tahu keadaan pasar saat ini. Namun, biaya tersebut menuntut kami untuk berlaku seperti ini, Pak.”
Pimpinan         :”Kami mohon, Pak, paling tidak Rp2.000.000,00 per bulan, kami masih perlu menambah modal dan mencari pelanggan baru, Pak.”
Pengelola         :”Iya, Pak kami tahu, kami hanya  bisa menurunkan tarif sebanyak Rp300.000,00.”
Pimpinan         :”Tolonglah, Pak, Rp2.500.000,00 per bulan.”
Pengelola         :”Rp3.500.000,00, Pak, itu sudah tawaran terendah kami.”
Pimpinan         :”Pak, tolonglah Rp3.000.000,00 per bulan.”
Pengelola         :”Begini saja, Pak, saya turunkan tarif kios menjadi Rp3.250.000,00 itu sudah benar-benar tawaran terakhir saya.”
Pimpinan         :”Ya sudah, Pak akan kami usahakan, tapi tarif tersebut bisa diangsur bukan?”
Pengelola         :”Iya, Pak tentu saja.”
Pimpinan         :”Baiklah, Pak. Saya harap keputusan ini dapat saling menguntungkan.”
Pengelola         :”Iya, Pak. Tolong informasikan kepada kawan-kawan Bapak mengenai keputusan ini.”
Pimpinan         :”Tentu saja, Pak. Saya permisi selamat siang.”
Pengelola         :”Iya, Pak, selamat siang.”
 Akhirnya, kesepakatan terakhir dari pihak pengelola pasar dan pimpinan pedagang pasar adalah tarif kios baru di Pasar Kliwon senilai Rp3.250.000,00.