Dyah Puspita Arum / MIA 2 / 11
Farah Risyqi Amaliya / MIA 2 / 13
Negosiasi antara Pengusaha Batik dan Pemerintah
Suatu hari ada seorang pengusaha batik yang ingin
bekerjasama dengan pengusaha batik lain untuk mendirikan laboratorium batik.
Pengusaha 1 : “Selamat siang, Pak.”
Pengusaha 2 : “Selamat siang, silakan duduk.”
Pengusaha 1 : “Terima kasih, Pak.”
Pengusaha 2 : “Ada keperluan apa Bapak datang kesini?”
Pengusaha 1 :
“Begini, Pak. Kualitas kain batik di kota ini semakin menurun, peminatnya juga semakin sedikit.”
Pengusaha 2 : “kita harus mencari jalan supaya peminat kain
batik di kota ini terus bertambah.”
Pengusaha 1 : “Bagaimana jika kita mendirikan laboratorium
batik saja, Pak?”
Pengusaha2 :
“Wah wah, untuk mendirikan laboratorium batik kan perlu dana yang banyak, Pak. Sedangkan kita hanya pengusaha batik kecil-kecilan.”
Pengusaha 1 : “Kalau masalah dana kan bisa ditanggung bersama,
Pak.”
Pengusaha 2 : “Bagaimana jika dana kita tidak mencukupi?”
Pengusaha 1 : “Kita bisa bekerja sama dengan pengusaha lain,
Pak.”
Pengusaha 2 : “Apa keuntungan kita mendirikan laboratorium
batik?”
Pengusaha 1 :
“Kita bisa meningkatkan mutu dan kuatitas kain batik, semakin bagus kualitas
kain batik kita maka semakin banyak juga keuntungan yang kita dapatkan.”
Pengusaha2 : “Baiklah,
Pak. Saya setuju. Apakah kita perlu mengusulkan hal ini kepada pemerintah?”
Pengusaha 1 :
“Perlu, Pak. Baiklah, selepas saya dari sini saya akan mengirim surat untuk menentukan jadwal pertemuan kita dengan pemerintah.”
Pengusaha 2 : “Ide yang bagus. Saya tunggu kabarnya ya, Pak.”
Pengusaha 1 : “Iya, kalau begitu saya pergi dulu. Terima kasih
Pak.”
(mereka
besalaman)
Pengusaha 2 : “Sama-sama, Pak.”
Hari berikutnya kedua pengusaha batik tersebut
datang ke kantor pemerintah untuk menemui wakil pemerintah.
Pegawai Kantor : “Selamat siang, Pak. Ada yang bisa
saya bantu?”
Pengusaha 1 : “Selamat siang, Mbak. Bisa
bertemu dengan Bapak Edi Sulistyo?”
Pegawai Kantor : “Oh iya, Pak. Silakan masuk ke
kantornya saja. Bapak sudah ditunggu.”
Pengusaha 2 : “Iya, Mbak.”
Kemudian kedua pengusaha kain batik tersebut masuk
ke kantor.
Pengusaha 1 : “Selamat siang, Pak.”
Pemerintah : “Selamat siang. Silakan
duduk.”
Pengusaha 2 :
“Terima kasih, Pak. Begini, kami di sini ingin mengusulkan pendirian
laboratorium batik di kota ini. Berhubungan kota ini termasuk sentral batik di
Indonesia.
Pemerintah : “Usulan
yang menarik. Namun apakah perlu dibangun laboratorium batik jika di kota ini
sudah terjamin kualitas dan mutu kain batiknya.”
Pengusaha 1 :
“Sekarang kan banyak kain batik yang kualitasnya rendah, dan hal ini bisa mengurangi harga pasaran kain batik yang kualitasnya tinggi.”
Pengusaha 2 :
“Betul Pak, laboratorium ini digunakan untuk menghindari produksi kain batik dengan kualitas rendah.”
Pemerintah :
“Bagaimana dengan masalah biaya pembangunannya? Pemerintah tidak bisa menanggung
semua biaya pembangunan laboratorium.”
Pengusaha 1 :
“Kalau masalah biaya kami sudah meminta sumbangan dengan pengusaha batik lain.”
Pengusaha 2 : “Kami tetap mengharapkan
dana dari pemerintah juga, Pak.”
Pemerintah : “Baiklah, kami akan
mengusahakannya.”
Pengusaha 1 dan 2 : “Baiklah, terima kasih, Pak.”
Pengusaha 2 : “Kami tunggu keputusan
dananya, Pak.”
(mereka bersalaman)
Pemerintah setuju dengan pembangunan laboratorium
batik tersebut.
wwww.pesugihanputih88.com
BalasHapusmbah
BalasHapusHotel Casino Hotel & Spa - Mapyro
BalasHapusProperty Location With a stay at the 밀양 출장마사지 Hotel Casino 여수 출장샵 Hotel & Spa, you'll 청주 출장안마 be convenient 거제 출장안마 to LINQ Promenade and 거제 출장마사지 LINQ Promenade Convention Center.