Here we are!

Here we are!

Kamis, 12 Desember 2013

Kurikulum 2013 Untuk Indonesia Masa Mendatang (Rona Aulianisa/24)



            Baru-baru ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerapkan kurikulum baru, yang sering disebut kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini menjadi buah bibir di Indonesia mulai dari siswa, guru pembimbing, hingga wali siswa. Hal ini dikarenakan adanya pro dan kontra dari pihak yang terlibat. Basis pembelajaran pada kurikulum 2013 ini adalah penerapan berpikir dan logika silogisme agar Indonesia diharapkan dapat bergelut dengan negara maju pada dunia kerja atau persaingan intelektual dimasa mendatang.
            Seperti pada penjelasan tadi, kita ketahui bahawa materi yang disampaikan pada kurikulum 2013 ini tidak hanya mengacu pada kompetensi dasar yang hanya meliputi materi berbasis teori ilmu, tetapi mangacu pada pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual itu sendiri adalah proses penyampaian materi dengan mengaitkan materi dasar yang ada dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah  pembelajaran Bahasa Indonesia pada teks eksposisi ini, materi yang disampaikan pada siswa ini tidak hanya penyampaian arti, ciri-ciri, atau kaidah dari teks eksposisi. Tetapi, materi dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dengan cara pengungkapan pendapat, menganalisis unsur-unsur yang terkandung, dan latihan membuat teks dengan sistematis.
            Materi itu harus disampaikan dengan baik oleh guru pembimbing. Guru adalah subjek yang berperan aktif  atau fasilitator dalam penyempurnaan penyampaian materi pada siswa agar pembelajaran kurikulum 2013 terlaksanan dengan baik. Guru diharuskan untuk menggunakan keterbukaannya dengan trik-trik pembelajaran seperti pendekatan saintifik pada siswa. Pendekatan saintifik itu sendiri adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan. Guru mendorong siswa untuk mengamati subjek yang ada supaya siswa dapat menyimpulkan hasil yang tepat dengan riset yang pasti. Siswa akan aktif secara tidak langsung dengan menjawab pertanyaan dari guru yang menciptakan siswa aktif dalam pemberian pendapat dengan pengolahan kata yang tepat. Guru juga harus memberikan masalah sebagai objek penalaran agar siswa dapat mencoba berpikir dan mengomunikasikannya secara kritis dan analitis.
            Pengasahan intelektual pada siswa tidak hanya bersumber dari teori-teori pada buku ataupun cerita-cerita yang hanya rumor belaka. Namun, pengasahan itu dapat diambil dari berbagai sumber aksi nyata dan hasil pemikiran. Karena itu, siswa dituntut untuk proaktif. Seperti aktif bertanya, tidak harus menerima mentah-mentah hasil yang diberikan. Kita ketahui bahwa pembelajarn tidak hanya ada dalam kelas ataupun tatap muka. Pembelajaran bisa dilaksanakan di mana dan kapanpun dengan bantuan teknologi yang ada. Dengan perkembangan itu, akan membuat siswa untuk kreatif dan aktif dalam membaca hal-hal baru. Siswa juga akan berdiskusi dalam memecahkan masalah, dan saat itulah siswa berlatih untuk berargumen. Dari argumen tersebut, pasti akan terjadi kesalahan dan siswa akan mengevaluasi diri untuk lebih baik.
            Setelah semua aspek terpenuhi, pastinya ada suatu penilaian sebagai tolok ukur hasil akhir suatu pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, tahun-tahun sebelumnya siswa selalu mengejar nilai pada tes, ulangan harian ataupun tugas-tugas yang ada. Namun, tidak dengan standat penilain pada kurikulum 2013. Aspek afektif, kogitif, dan psikomotorik adalah hal yang harus diperhatikan. Afektif sebagai penilaian tingkah laku seperti perasaan, minat, dan emosi. Kognitif sebagai kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah dan kemampuan intelektual. Psikomotorik sebagai penilaian kegiatan fisik seperti keaktifan siswa dalam proses belajar.

            Kurikulum 2013 sudah disahkan dan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014. Jika kita perhatikan dengan baik, krikulum 2013 ini dapat menghasilkan potensi besar bagi pendidikan di Indonesia. Apabila potensi itu diwujudkan dengan aksi nyata dari guru dalam penyampaian materi dan siswa sebagai pelaksana maka akan menjadi bekal pendidikan Indonesia dimasa mendatang. Tinggal kita yang memberikan penyempurnaan pada potensi yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar