Pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam Kurikulum 2013
Mulai tahun
ajaran 2013/2014, sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan kurikulum.
Perubahan kurikulum ini telah menjadi bahan pembicaraan masyarakat Indonesia,
terutama para guru di Indonesia. Sistem pendidikan yang menjadi bahan
pembicaraan ini adalah sistem pendidikan kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013
ini, banyak siswa yang berpendapat bahwa beban belajar mereka terlalu berat,
materinya terlalu banyak untuk dipelajari, dan sebagainya. Namun, hal ini
bertujuan untuk membiasakan siswa dalam menerima materi. Manfaatnya akan terasa
jika siswa sudah kelas XII, karena siswa hanya mengulang materi tanpa
mempelajari materi dari awal. Di kurikulum 2013 ini, salah satu pelajaran yang
menggunakan sistem pendidikan tersebut adalah Bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam
pembelajaran.
Materi yang
diberikan guru kepada murid adalah pembelajaran yang berbasiskan masalah. Di dalam
materi ini, guru memberikan suatu pernyataan yang didalamnya terdapat masalah
dan siswa dituntut untuk mencari penyelesaian masalah tersebut. Sehingga, siswa
dapat paham dengan materi yang telah disampaikan. Oleh sebab itu, siswa dapat Berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Dalam proses
pembelajarannya, siswa sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus
proaktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini bertujuan untuk melatih
keberanian siswa dalam mengungkapan pendapatnya. Siswa juga dapat mengevaluasi
dirinya jika ada kesalahan dalam Berbahasa Indonesia. Semua proses pembelajaran
ini juga harus didukung dengan sifat guru yang terbuka.
Proses penilaian
Bahasa Indonesia juga meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Dalam aspek
afektif, guru menilai sikap siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan aspek
kognitif, guru menilai kemampuan berfikir siswa untuk menyelesaikan suatu
masalah. Dan yang terakhir adalah aspek psikomotorik, aspek penilaian ini
berikatan langsung dengan keterampilan siswa. Sehingga, dalam proses penilaian
ini siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Di samping
itu, penerapan hasil pembelajarannya sangat baik bagi siswa tersebut. Siswa yang
dulunya sedikit bicara sekarang mampu untuk beragumen, berfikir kritis dan
kreatif. Dalam menyelesaikan suatu masalah, siswa juga berdiskusi dengan
temannya supaya dihasilkan suatu keputusan bersama. Penerapan hasil
pembelajaran Bahasa Indonesia ini sangat berhubungan dengan kehidupan atau
bermasyarakat.
Dengan adanya
penerapan kurikulum ini, pemerintah berharap siswa lebih paham dengan materi pembelajaran
Bahasa Indonesia yang disampaikan. Namun, pemerintah juga harus memperhatikan
sumber ilmu yang akan diajarkan guru kepada siswa. Sehingga, siswa tidak
terjerumus untuk menerima ilmu yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar