Here we are!

Here we are!

Sabtu, 14 Desember 2013

Peran Penting Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 (Garnisa Prima/MIA-2.1/15)

Dalam tahun ajaran 2013/2014, Indonesia melakukan uji coba pembelajaran dengan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum ini diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia.  Tentu saja terdapat perbedaan  antara kurikulum ini dengan kurikulum sebelumnya. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, mengatakan bahwa Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana siswa untuk mengekspresikan perasaan dan pemikirannya secara logis dan estetis.

            Pada pembelajaran kurikulum baru, siswa diajak belajar dari lingkungannya. Materi yang dipelajari tidak hanya yang tertulis dalam buku, tetapi juga berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat. Materi yang diajarkan pada siswa langsung dihubungkan pada kenyataan yang ada. Sebagai contohnya pada pembelajaran teks anekdot. Mereka diajak membuat layanan publik ini berdasarkan kehidupan di masyarakat, dan meyampaikan kritikan atau sindiran kepada subjek atau objek tertentu tanpa mengandung SARA. Dalam membuat teks ini, siswa juga dapat membuat berdasarkan pengalaman mereka.

            Dalam prosesnya, siswa dituntut proaktif, kritis, dan kreatif. Siswa diajak untuk memproduksi berbagai karya dengan kreatif, dan mengkritik secara logis dan langsung apa yang ada di sekitarnya. Pembelajaran seperti ini membuat siswa lebih terbuka dan tanggap dalam menghadapi suatu hal karena siswa dapat langsung mengekspresikan perasaannya dan penilaiannya. Dalam kurikulum ini, guru hanya sebagai pembimbing dan pemancing.

            Sebagai bagian dari Kurikulum 2013, penilaian Bahasa Indonesia meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Selain kecerdasan, pengetahuan dan keaktifan siswa menjadi penilaian yang penting. Kemampuan berbahasa mereka dikembangkan dengan tanya jawab, kekreatifan siswa dalam membuat karya, ataupun dalam penyampaian karya di depan kelas. Siswa lebih banyak berargumen dalam penerapannya. Tidak hanya itu, siswa bahkan diberi lembar penilaiaan untuk menilai dirinya sendiri dan antar siswa lainnya.

            Dengan demikian, Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 ini tidak hanya mengajak siswa menjadi terbuka dan logis pada pemikiran  serta perasaannya, tetapi juga kreatif dan estetis dalam penyampaian suatu karya atau yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar