Dalam tahun
ajaran 2013/2014, Indonesia melakukan uji coba pembelajaran dengan kurikulum
baru, yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum ini diterapkan di beberapa sekolah di
Indonesia. Tentu saja terdapat perbedaan antara kurikulum ini dengan kurikulum
sebelumnya. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, Mohammad Nuh, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, mengatakan bahwa Kurikulum 2013 menyadari
peran penting bahasa sebagai wahana siswa untuk mengekspresikan perasaan dan
pemikirannya secara logis dan estetis.
Pada
pembelajaran kurikulum baru, siswa diajak belajar dari lingkungannya. Materi
yang dipelajari tidak hanya yang tertulis dalam buku, tetapi juga berhubungan
langsung dengan kehidupan masyarakat. Materi yang diajarkan pada siswa langsung
dihubungkan pada kenyataan yang ada. Sebagai contohnya pada pembelajaran teks
anekdot. Mereka diajak membuat layanan publik ini berdasarkan kehidupan di
masyarakat, dan meyampaikan kritikan atau sindiran kepada subjek atau objek
tertentu tanpa mengandung SARA. Dalam membuat teks ini, siswa juga dapat
membuat berdasarkan pengalaman mereka.
Dalam
prosesnya, siswa dituntut proaktif, kritis, dan kreatif. Siswa diajak untuk
memproduksi berbagai karya dengan kreatif, dan mengkritik secara logis dan
langsung apa yang ada di sekitarnya. Pembelajaran seperti ini membuat siswa
lebih terbuka dan tanggap dalam menghadapi suatu hal karena siswa dapat
langsung mengekspresikan perasaannya dan penilaiannya. Dalam kurikulum ini,
guru hanya sebagai pembimbing dan pemancing.
Sebagai
bagian dari Kurikulum 2013, penilaian Bahasa Indonesia meliputi aspek afektif,
kognitif, dan psikomotorik. Selain kecerdasan, pengetahuan dan keaktifan siswa
menjadi penilaian yang penting. Kemampuan berbahasa mereka dikembangkan dengan
tanya jawab, kekreatifan siswa dalam membuat karya, ataupun dalam penyampaian
karya di depan kelas. Siswa lebih banyak berargumen dalam penerapannya. Tidak
hanya itu, siswa bahkan diberi lembar penilaiaan untuk menilai dirinya sendiri
dan antar siswa lainnya.
Dengan
demikian, Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 ini tidak hanya mengajak siswa menjadi terbuka dan
logis pada pemikiran serta perasaannya,
tetapi juga kreatif dan estetis dalam penyampaian suatu karya atau yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar