Here we are!

Here we are!

Minggu, 15 Desember 2013




TEKS EKSPOSISI ( Alfi Nurrachma Gustya  MIA 2-1/02)



PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM KURIKULUM 2013
Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Baru-baru ini Kemendikbud menetapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang baru dilaksanakan oleh beberapa sekolah yang ditunjuk dan sekolah yang siap menjalaninya. Kurikulum 2013 ini sangat berbeda dari kurikulum sebelumnya diantaranya dalam hal materi, proses pembelajaran, dan penilaian. Ada beberapa mata pelajaran yang yang sudah menerapkan kurikulum 2013,salah satunya mata pelajaran bahasa Indonesia. Penerapan ini diharapkan siswa aktif, kreatif, dan inovatif dalam menghadapi masalah.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah atau saintifik yang diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan saintifik (5M) disajikan dalam bentu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan materi yang diajarkan. Mengamati, siswa melakukan pengamatan lingkungan sekitar. Menanya,  proses menanya dapat dilakukan dalam berdiskusi dengan membedah teks anekdot, teks eksposisi. Menalar, siswa dapat menarik  kesimpulan dari hasil observasi  yang bersifat nyata secara individual atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum. Mencoba, setelah melakukan 3 hal tersebut, siswa dapat membuat teks observasi, teks anekdot,dan teks eksposisi . Mongomunikasikan, siswa dalam mengomunikasikan pemikirannya dapat dipresentasikan di depan kelas dan memostingnya di blog. Mempresentasikan di depan kelas tidak harus dalam bentuk powerpoint tapi bisa dalam bentuk musikalisasi puisi yang telah dibuat bersama dalam satu kelompok.
Pembelajaran yang ditepakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Kurikulum 2013 bersifat kontekstual, artinya pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sekitar, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada materi teks anekdot, siswa diajak mengeluarkan pendapatnya dalam bentuk cerita singkat bersifat humor yang berisi kritikan atau sindiran kepada orang terkenal/tokoh rekaan yang terjadi di masyarakat.
Selain itu di Kurikulum 2013 ini, penilaian mengarah pada tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berbicara pada kemampuan anak dalam memahami konsep-konsep ilmu setiap pelajaran atau diindikasikan dengan bentuk pertanyaan (tahu apa?), ranah afektif berbicara pada kemampuan anak dalam memberikan respons/sikap terhadap materi yang ia pelajari atau diindikasikan dengan bentuk pertanyaan (tahu mengapa?), dan ranah terakhir, yaitu ranah psikomotorik/keterampilan atau diindikasikan dengan bentuk pertanyaan (tahu bagaimana ?).
            Dengan pembelajaran yang baru ini diharapakan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran bisa berjalan lebih baik, lebih bermakna, serta mampu membuat peserta didik mengikuti pembelajaran dengan efektif, efesien, riang dan gembira. Tujuan akhir yang akan dicapai adalah pencapaian  tujuan pembelajaran dari setiap kompetensi dasar yang disajikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar