Berbagai Tema Kehidupan dalam Pelajaran Bahasa
Indonesia
Saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang, salah satunya
bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan kurikulum yang
bertujuan untuk menyempurnakan kekurangan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Adanya
perubahan kurikulum ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk memajukan
pendidikan negara kita. Munculnya kurikulum baru inilah yang akan menggiring
kita ke peradaban bangsa yang lebih baik, serta melahirkan generasi penerus
bangsa yang lebih berkompeten lagi.
Sedikitnya,
ada enam perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya, seperti
yang telah disampaikan oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemendikbud, Ibnu
Hamad, Minggu (14/7/2013). Enam faktor tersebut adalah penataan sistem
perbukuan, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK), pengintegrasian
kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler dalam penanaman budaya, penguatan
peran guru bimbingan dan konseling (BK), terkait dengan memperkuat NKRI, memperkuat
intergrasi pengetahuan, bahasa, dan budaya.
Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia, kita semua dibawa untuk terjun ke dunia
kehidupan nyata melalui berbagai bacaan yang mengarahkan kita pada realitas
kehidupan. Pembahasan tema pembelajaran dipadukan dalam penerapan kehidupan di
sekeliling kita. Jadi, selain mempelajari Bahasa Indonesia, kita pun dapat
tetap mengetahui perkembangan berbagai aspek kehidupan yang bahkan mungkin
belum kita ketahui sebelumnya. Hal ini juga akan memancing kita untuk lebih
gemar membaca dan mengembangkan pengetahuan umum.
Aspek
penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik mendorong siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013. Aspek afektif
berbicara tentang kemampuan siswa dalam merespon materi yang diberikan, aspek
kognitif memuat tentang kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep materi
yang diberikan, sedangkan aspek psikomotorik berisi keterampilan siswa dalam
bentuk pertanyaan.
Pembelajaran
Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 ini juga menerapkan sistem problem based learning atau dapat
diartikan pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu model pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Siswa
dihadapkan pada suatu masalah, dan kemudian melalui pemecahan masalah tersebut,
siswa belajar keterampilan-keterampilan yang lebih mendasar. Sistem ini
menggiring siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Tugas
guru adalah mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda dari siswa.
Siswa juga
dituntut lebih kreatif untuk membuat suatu karya berdasarkan materi
pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti membuat teks eksposisi, teks anekdot,
dan teks laporan hasil observasi. Dengan belajar memproduksi teks, tingkat pemahaman
siswa terhadap materi cenderung lebih tinggi. Dalam proses produksi teks
anekdot, siswa tidak hanya dilatih untuk mengembangkan kemampuan bahasa, tetapi
juga mengenal sisi pengetahuan di bidang sosial dan alam. Harapannya, siswa
memiliki jangkauan pandangan yang luas tentang berbagai ilmu pengetahuan.
Pembelajaran
dalam Kurikulum 2013, kini mengacu pada pendekatan saintifik, yang mengacu pada lima kegiatan, yaitu mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik dalam pelajaran Bahasa Indonesia mendorong siswa untuk
berperan proaktif dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk mengamati
lingkungan sekitar, hingga mengomunikasikan tentang apa yang telah diamati di
depan khalayak. Guru bertugas memberikan umpan berupa pertanyaan yang akan
memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dengan memberikan argumen-argumen
yang beragam.
Bahasa
Indonesia sepantasanya adalah pelajaran yang dipelajari, diamalkan, dan
dicintai sepenuh hati. Dengan melihat berbagai kenyataan dan fakta yang ada,
pelajaran Bahasa Indonesia, terlebih dengan penerapan Kurikulum 2013, ternyata
memiliki sejuta manfaat. Pelajaran Bahasa Indonesia membuat kita terampil dan
siap menghadapi berbagai macam hal di berbagai sisi kehidupan. Semua komponen
yang ada dalam pelajaran Bahasa Indonesia harus ditingkatkan untuk memacu minat
siswa untuk melestarikan segala tentang bahasa persatuan kita ini. Mari belajar
dari kehidupan, mari belajar Bahasa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar