Here we are!

Here we are!

Kamis, 05 Desember 2013

Teks Eksposisi (Chika Novinda / MIA 2.1 - 08)

Berbagai Tema Kehidupan dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan kurikulum yang bertujuan untuk menyempurnakan kekurangan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Adanya perubahan kurikulum ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk memajukan pendidikan negara kita. Munculnya kurikulum baru inilah yang akan menggiring kita ke peradaban bangsa yang lebih baik, serta melahirkan generasi penerus bangsa yang lebih berkompeten lagi.
Sedikitnya, ada enam perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya, seperti yang telah disampaikan oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemendikbud, Ibnu Hamad, Minggu (14/7/2013). Enam faktor tersebut adalah penataan sistem perbukuan, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK), pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler dalam penanaman budaya, penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK), terkait dengan memperkuat NKRI, memperkuat intergrasi pengetahuan, bahasa, dan budaya.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kita semua dibawa untuk terjun ke dunia kehidupan nyata melalui berbagai bacaan yang mengarahkan kita pada realitas kehidupan. Pembahasan tema pembelajaran dipadukan dalam penerapan kehidupan di sekeliling kita. Jadi, selain mempelajari Bahasa Indonesia, kita pun dapat tetap mengetahui perkembangan berbagai aspek kehidupan yang bahkan mungkin belum kita ketahui sebelumnya. Hal ini juga akan memancing kita untuk lebih gemar membaca dan mengembangkan pengetahuan umum.
Aspek penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Kurikulum 2013. Aspek afektif berbicara tentang kemampuan siswa dalam merespon materi yang diberikan, aspek kognitif memuat tentang kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep materi yang diberikan, sedangkan aspek psikomotorik berisi keterampilan siswa dalam bentuk pertanyaan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 ini juga menerapkan sistem problem based learning atau dapat diartikan pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Siswa dihadapkan pada suatu masalah, dan kemudian melalui pemecahan masalah tersebut, siswa belajar keterampilan-keterampilan yang lebih mendasar. Sistem ini menggiring siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Tugas guru adalah mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari siswa.
Siswa juga dituntut lebih kreatif untuk membuat suatu karya berdasarkan materi pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti membuat teks eksposisi, teks anekdot, dan teks laporan hasil observasi. Dengan belajar memproduksi teks, tingkat pemahaman siswa terhadap materi cenderung lebih tinggi. Dalam proses produksi teks anekdot, siswa tidak hanya dilatih untuk mengembangkan kemampuan bahasa, tetapi juga mengenal sisi pengetahuan di bidang sosial dan alam. Harapannya, siswa memiliki jangkauan pandangan yang luas tentang berbagai ilmu pengetahuan.
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, kini mengacu pada pendekatan saintifik, yang mengacu pada lima kegiatan, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik dalam pelajaran Bahasa Indonesia mendorong siswa untuk berperan proaktif dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk mengamati lingkungan sekitar, hingga mengomunikasikan tentang apa yang telah diamati di depan khalayak. Guru bertugas memberikan umpan berupa pertanyaan yang akan memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dengan memberikan argumen-argumen yang beragam.
Bahasa Indonesia sepantasanya adalah pelajaran yang dipelajari, diamalkan, dan dicintai sepenuh hati. Dengan melihat berbagai kenyataan dan fakta yang ada, pelajaran Bahasa Indonesia, terlebih dengan penerapan Kurikulum 2013, ternyata memiliki sejuta manfaat. Pelajaran Bahasa Indonesia membuat kita terampil dan siap menghadapi berbagai macam hal di berbagai sisi kehidupan. Semua komponen yang ada dalam pelajaran Bahasa Indonesia harus ditingkatkan untuk memacu minat siswa untuk melestarikan segala tentang bahasa persatuan kita ini. Mari belajar dari kehidupan, mari belajar Bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar