Here we are!

Here we are!

Sabtu, 14 Desember 2013

Penerapan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Menuntut Siswa Berpikir Kritis (Salsabila F D / 25)

Kurikulum 2013 adalah kurikulum pendidikan baru di Indonesia, yang baru saja diberlakukan oleh Kementrian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) Indonesia. Kurikulum 2013 ini masih baru dan sangat berbeda dari kurikulum sebelumnya, sehingga banyak pro dan kontra yang timbul, dan hanya sekolah-sekolah yang ditunjuk saja yang mulai menerapkannya pada tahun ini. Tujuan dari kurikulum baru ini adalah untuk memajukan pendidikan serta membenahi karakter siswa siswi Indonesia. Kurikulum 2013 ini mencakup beberapa mata pelajaran, salah satunya adalah Bahasa Indonesia. Penerapan kurikulum baru ini diharapkan dapat membuat siswa selalu berpikir kritis.
    Berdasar penjelasan di atas, salah satu materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang dapat membuat siswa berpikir kritis adalah pembelajaran yang berbasis masalah, atau sering disebut Problem Based Learning. Pada pembelajaran ini, siswa dihadapkan pada suatu masalah dan siswa akan memecahkan atau menguraikan masalah tersebut dengan berbagai cara, seperti misalnya berdiskusi dengan teman, dan guru hanya berperan sebagai ‘pemancing’ agar siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut. Contohnya pada materi teks anekdot, dalam membahas struktur dan ciri teks, guru ‘memancing’ siswa dengan menunjukkan salah satu contoh teks anekdot, kemudian siswa membedah struktur dan cirinya dengan membaca teks tersebut untuk kemudian didiskusikan bersama.
    Selain Problem Based Learning, materi yang diterapkan kurikulum 2013 pada pembelajaran Bahasa Indonesia adalah kontekstual. Jadi, siswa belajar dan memahami materi-materi yang ada dengan mengaitkannya dengan hal-hal sekitar yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Contohnya adalah siswa dapat mengeluarkan pendapat dengan cara yang tepat, dengan bahasa yang baik dan benar. Pada materi teks anekdot misalnya, siswa diajak untuk menyampaikan pendapatnya dalam bentuk kritikan yang dikemas dalam bentuk teks anekdot. Dalam hal ini tentu siswa harus mengetahui apa itu teks anekdot, bagaimana struktur dan bahasanya, apa saja ciri dan kaidah penulisannya, bagaimana contohnya, sebelum siswa dapat membuat teks anekdot. Meskipun sudah dijelaskan langsung oleh guru, secara tidak langsung siswa pasti juga akan mencari tahu sendiri supaya hasil tulisannya lebih baik.
    Pembelajaran Kurikulum 2013 juga mengacu pada pendekatan ilmiah yang mengacu pada lima kegiatan, yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Siswa dipacu untuk mengamati lingkungan dan keadaan sekitar, mencari tahu apa yang terjadi dan mencoba mengkomunikasikannya. Hal ini selain mendorong siswa untuk berpikir kritis, juga mendorong siswa untuk menjadi proaktif. Misalnya pada materi teks anekdot, guru mengarahkan siswa dengan memberi tugas mencari contoh teks anekdot, kemudian siswa akan merombaknya dengan mengganti subjek/tokohnya menjadi subjek/tokoh yang dekat dengan sekitarnya. Untuk melakukannya siswa pasti akan mengamati terlebih dahulu, kemudian mencari tahu dan menalarnya, setelah itu baru mencoba menulis untuk mengkomunikasikannya kembali.
    Aspek penilaian pada Kurikulum 2013 ini tidak hanya berdasar pada nilai kognitif atau kepintaran yang berdasarkan pada nilai tes, tugas atau ulangan. Tetapi juga berdasarkan aspek afektif dan juga psikomotor/praktek. Aspek afektif adalah penilaian tingkah laku siswa sehari-hari, bagaimana siswa bersikap dalam menerima pembelajaran, bertutur kata dengan sopan pada guru maupun sesama siswa, dan lain-lain. Sementara aspek psikomotor dinilai berdasar keaktifan siswa dalam kelas dan praktek yang dilakukan siswa pada tiap-tiap materi. Salah satu contohnya ada pada materi teks anekdot, yaitu siswa membacakan teks anekdot di hadapan siswa-siswa lain untuk kemudian dinilai.
    Pada intinya, Kurikulum 2013 akan sangat berperan dalam memajukan pendidikan dan membentuk karakter siswa Indonesia. Selain itu, Kurikulum 2013 juga akan menghasilkan siswa-siswa yang memiliki pribadi yang cerdas dan mampu berpikir kritis serta peduli pada lingkungan sekitarnya, apabila dilaksanakan dengan baik dan benar, sesuai dengan kaidah dan peraturannya.

2 komentar:

  1. apakah itu salah satu teks eksposisi yang benar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. insyaallah iya, karena teks diaatas sudah melalui penilaian dan koreksi dari guru bahasa indonesia SMA kami

      Hapus